Mengaplikasikan diri dalam Data Spatial from zero to super hero

Published date: 1 Des. 2021


Sampai tahun 2018, penyelenggaraan pemerintahan era otonomi khusus di Papua telah berjalan 16 tahun sejak efektif digulirkan pada tahun 2001 dan telah banyak memberikan warna dan perubahan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat, meskipun belum banyak menyentuh permasalahan pembangunan secara substantif untuk mengurangi ketertinggalan dan ketimpangan pembangunan antar daerah. Oleh karena itu, diperlukan satu perencanaan yang lebih mendalam guna perbaikan pelaksanaan otonomi khusus di Papua sehingga dapat lebih fokus pada upaya pengurangan ketimpangan (in-equity) pembangunan dengan memperkokoh aspek kemandirian orang asli Papua dalam kapasitas ekonomi, pendidikan dan kesehatan. 

Mendukung perencanaan pembangunan di Papua tidak lepas dari ketersedian data yang valid, terukur dan dapat dintegrasikan kedalam peta atau dalam peta spatial.  Mengapa data spatial ini sangat dibutuhkan dalam sebuah perencanaan? Dengan menampilkan peta yang telah dimasukkan data-data tabular akan membuat presentasi rencana akan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami dan tidak membosankan bagi semua pihak dengan latar belakang dan pendidikan yang berbeda. Memaparkan rencana pembangunan dengan data secara manual tentulah sangat membosankan.

On the Job Training (OTJT) mencoba menata ini dengan memberikan penguatan kapasitas kepada SDM yang mau mengaplikasikan diri menjawab tantangan yang telah bertahun tahun menjadi momok dalam penyusunan rencana pembangunan yang terukur dan sesuai kebutuhan pada target lokasi yang tepat. 

Veronica Sondak, S.Pd, salah staf di bidang Perencanaan dan pengembangan Kawasan di Bappeda Provinsi Papua, dengan basic ilmunya adalah Sarjana Pendidikan, tetapi ketertarikannya akan data, rasa penasaranya mengolah data membuatnya terus melangkah dan terus mau belajar.  Keinginan tahu yang tinggi , tidak pernah malu untuk terus bertanya merupakan gaya Ivy panggilan sehari-harinya dalam bekerja. Satu buku note yang selalu dibawa tidak lepas untuk mencatat informasi baru yang didapatnya. 

Melalui OTJT, ada banyak yang berminat untuk dilatih sehingga dapat berkontribusi dalam penyedian data mendukung rencana Pembangunan di Provinsi di Papua. Ternyata beriringnya  waktu satu persatu peserta mulai mundur oleh karena kesibukan dan mutasi. Ya, proses penyaringan alam terjadi, hanya orang yang mau mengaplikasikan diri dengan data spatial akan bertahan, dan proses OTJT ini membutuhkan  orang yang mau melihat Papua masa depan,  yang mendukung visi Papua 2100.